iklan

HELLO. WELCOME TO MY BLOG :)

Selamat menikmati hidangan yang ada di blog saya ini ;)

HIdup Itu Adalah Membangun dan Mempertahankan Bangunan

bagaimana kamu berusaha untuk mendapatkan sesuatu dan menjaganya untuk tetap menjadi bagian terbaik dalam hidupmu

blog syariza eci

This is my personal blog. check this out! ;)

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar

sangat diharapkan komentar bagi pembangunan isi blog ini untuk menjadi lebih baik.

MAAF dan TERIMAKASIH

Saya minta maaf bila ada bagian dari isi blog ini yang tidak berkenan di hati anda. Terimakasih sudah berkunjung. Ditunggu kunjungan berikutnya :*

Minggu, 09 Oktober 2011

just note.

kadang rasa malas menghampiri. kadang facebook dan twitter menggoda terlalu berlebihan.
ada ide pengen nulis, tapi bingung mau nulisinnya gimana.
kalo dulu suka ngeluh karena gak bisa akses internet kapan aja, musti ke warnet dulu kalo mau publish. sekarang bisa akses internet kapan aja dimana aja. udah punya modem sejak lama tapi malas nulis tetep aja gak mau pergi. sekarang punya smartphone yang bisa ditenteng kemana-kemana, tapi cuma dimanfaatkan untuk facebook dan twitter aja. nulisnya tetep males. -_-"
pengen berenti aja, males nulis lagi. tapi kemudian saya inget waktu puisi saya masuk surat kabar harian, si papa menelpon dari kampung halaman dan bacain puisi itu ampe 3x lebih. ada haru yang menyelinap, akhirnya saya bisa menangkap rasa bangga terhadap saya dalam diri papa. :*
ketika puisi saya masuk surat kabar harian lagi, papa dan mama menelpon dan mengucapkan selamat dan semangat kepada saya untuk terus menulis. lagi-lagi saya haru.
terbayang bagaimana bila impian saya menerbitkan buku kumpulan puisi nanti tercapai. ahhh, puisi saya masih sedikit :(
kembali saya buka notes di facebook. ada kumpulan puisi saya disana. ada yang memberi
"like" disana. ternyata masih ada orang yang menyukai puisi-puisi sederhana saya.
lantas, apa alasan saya untuk berhenti menulis puisi? dalam puisi jiwa saya hidup bebas. saya tidak ahli dalam menulis cerpen apalagi novel. menjadi penulis bestseller seperti uda fuadi penulis novel "negeri lima menara" mungkin hanya sebatas mimpi. apalagi menjadi seperti buya hamka penulis "di bawah lindungan ka'bah". jauuuhhh sekali sepertinya.
maka tak salah rasanya bila saya bermimpi menjadi chairil anwar.
rasa malas harus kalah.
dan teruslah menulis puisi, Eci!


catatan untuk diri sendiri
palembang, 9 oktober 2011
syarizaeci

amiinn

pengen jalan-jalan ke luar negeri.
pengen melihat dunia dari berbagai sisi.
pengen mengenal lebih banyak kebudayaan lagi.
pengen menyapa orang-orang dengan berbagai bahasa.
suatu hari nanti.
pasti.
:)
semangat merangkai mimpi.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Filosofi Warna Dalam Persidangan

FILOSOFI WARNA DALAM PERSIDANGAN

meja pengadilan disebut meja hijau. dipilih warna hijau karena hijau itu adalah simbol pertandingan. seperti pemain bola yang bertanding di lapangan hijau. maka meja hijau merupakan tempat bertanding antara jaksa penuntut umum (JPU) dengan penasehat hukum (PH) dalam beradu fakta, teori dan argumen.

pakaian jaksa penuntut umum (JPU) dan penasehat hukum (PH) berwarna hitam melambangkan bahwa ketika memasuki ruang sidang, kedua belah pihak masih "gelap"dalam melihat perkara. belum tau dimana letak kebenaran.
karena itu JPU dan PH menggunakan dasi berwarna putih. warna putih melambangkan bahwa dalam diri JPU dan PH terdapat setitik cahaya terang berupa secercah harapan akan suatu kebenaran yang akan membawanya pada kemenangan.

pakaian hakim berwarna hitam serta warna merah seimbang di dada kiri dan kanan melambangkan bahwa hakim juga masih "gelap" ketika melihat perkara. warna merah itu melambangkan akan penghormatan serta keberanian hakim agar melihat secara adil dari sisi kiri dan sisi kanan serta memutus perkara secara adil bagi kedua belah pihak.



(sumber: pak dindin, tutor hukum acara perdata. diberikan pada Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum (PLKH) kelas D FH UNSRI tanggal 7 Oktober 2011)

Senin, 03 Oktober 2011

selayang doa

duhai kekasih,
ada rindu kala kita bertemu dalam untaian doa
dalam sujud yang kurangkai sendu
dan kedua tangan yang menangkup

duhai takdir,
tiadalah sedikitpun aku cemburu
pada garis yang digambar Tuhan
juga langkah yang terburu-buru

duhai Tuhanku,
adalah dia yang kutitip dalam setiap kata,
imamku kelak
satukanlah kami pada sajadah yang tak berdebu


indralaya, 3 oktober 2011
.syarizaeci.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More