iklan

Senin, 07 November 2011

preman berseragam

pagi ini ingin rasanya saya menumpahkan kopi panas ke wajah dan seragam seorang polisi yg saya lihat di jalan tadi.
sekitar pukul 06.13 WIB saya keluar rumah untuk mencari warnet yang buka karena saya hendak mem-print tugas yang harus dikumpul pagi ini. ketika saya tiba di pangkal lorong, tak satupun kedai/warnet yang buka. tampaknya saya kepagian.
saya pun berjalan menuju arah tugu timbangan, saya melihat sebuah mobil avanza hitam yg melaju ke arah berlawanan. jalan raya simpang tugu timbangan adalah jalan satu arah, maka amat berbahaya bila melaju dengan arah yang berlawanan.
di simpang tugu tampaklah beberapa orang berseragam polisi yang baru selesai melaksanakan apel pagi. diantaranya ada seorang polisi yang mengendarai motor polisi ke arah jalan lintas kayu agung.
nasib sial sedang mendekati supir mobil avanza hitam tadi. ia dipaksa berhenti oleh polisi bermotor ketika telah berada di dekat tugu yang dibalik tugu tersebut adalah pos polisi.
polisi itu memutar tangannya memberi isyarat kepada supir avanza hitam agar memutar laju mobilnya karena ia berjalan di arah yang salah.
kecepatan supir dalam memutar mobilnya ternyata kalah cepat dengan kecepatan polisi tadi menghitung uang yang akan didapatnya bila ia menilang bapak yang salah arah itu.
si polisi pun menghentikan motornya di depan mobil avanza hitam dengan posisi menyamping menghadang mobil.
saya memperhatikan sejenak. masih positif thinking berpikir bahwa polisi itu pasti hanya ingin memberitahu bahwa bapak itu salah arah jalan. tapi positif thinking itu sekelebat berubah menjadi negatif thinking, mengapa motor polisi mesti menghadang mobil bila si polisi hanya ingin memberitahu bahwa si supir mobil salah arah.hmmm
si polisi menyuruh si supir turun. lalu meminta surat-surat si supir. dari sini kita tentu sudah bisa membaca apa yang ada di dalam pikiran si polisi, bukan? :-/
saya berlalu di depan mobil, supir, dan polisi itu. masih dengan niat awal saya mencari warnet yang buka. tapi ternyata dunia perdagangan di timbangan masih tertidur. hanya tampak penjual sayuran sedang merapikan sayurannya. saya pun kembali berjalan pulang.
apa kabar si supir dan si polisi? mereka masih di tempat mereka berdiri masing-masing. si supir dengan wajahnya yang lesu dan si polisi dengan wajahnya yang sumringah. ckck
saya perhatikan lagi kelanjutan adegan "pemalakan" pagi ini.
si supir berkata-kata dengan wajah memelas, entah apa yang dikatakannya. si polisi dengan senyum lebar karena mencium bau uang mengarahkan telunjuknya ke arah pos polisi, mengisyaratkan bahwa si bapak harus menyelesaikan urusannya disana alias memberi sedekah pada polisi kelaparan itu.
miris sekali melihat kejadian pagi ini. ada apa dengan polisi di negeri ini? mereka yang harusnya menjadi sosok yang mengayomi masyarakat kini telah bertransformasi menjadi sosok penghisap uang masyarakat. mereka ditakuti, bukan lagi disegani.
saran saya sebaiknya dalam pendidikan calon-calon polisi, materi tantang moral harus lebih diperbanyak lagi. agar tercipta sosok polisi ideal yang sesungguhnya. bermoral, berwibawa, bijak, dan mengayomi. juga bukan preman berseragam yang memeras uang masyarakat dengan seragam dan 'wewenangnya'.
terimaksih.


indralaya, 8 november 2011
.syarizaeci.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More